Thursday, August 23, 2012

Inter: Menyudahi Transisi, Membangun Stabilitas

Inter: Menyudahi Transisi, Membangun Stabilitas

Stabilitas adalah hal yang sangat dibutuhkan Inter Milan jelang bergulirnya musim 2012/2013. Setelah berganti pelatih sampai lima kali dalam dua tahun, Andrea Stramaccioni punya peluang untuk mengangkat kembali Nerazzurri.

Inter seperti memasuki periode ketidakjelasan pasca Jose Mourinho hengkang ke Real Madrid di tahun 2010 lalu. Usai memberi kegemilangan besar dengan treble winners-nya, sepeninggal Mourinho, Nerazzurrikembali limbung di beragam kompetisi yang mereka ikuti.

Buntut dari itu semua adalah seringnya pergantian pelatih di Giuseppe Meazza. Menggantikan Mourinho, Rafael Benitez cuma bertahan selama enam bulan di kursi pelatih. Leonardo sempat memberi harapan saat ditunjuk jadi pengganti, tapi dia memutuskan mundur dan pindah ke Paris Saint Germain di akhir musim 2010/2011.

Gian Piero Gasperini ditunjuk sebagai pelatih baru, tapi kembali dia dianggap tak mampu hanya setelah melewati lima pertandingan. Claudio Ranieri yang diangkat jadi caretaker pun punya cerita senada, dia dipecat setelah enam bulan bekerja.

Adalah Stramaccioni yang kini dibekali harapan untuk menyudahi transisi demi transisi yang terjadi di Inter. Menukangi Inter di sisa pertandingan musim lalu, dia memberi timnya enam kemenangan, dua hasil imbang dan tiga kekalahan dari 11 pertandingan.

Apa yang diberikan Stramaccioni dianggap sebagai pondasi baru buat Inter membangun kekuatan untuk kembali jadi penantang juara di Seri A. Pelatih 36 tahun itu juga punya visi yang dianggap bagus oleh Masimo Moratti, yakni dengan berorientasi pada pengembangan pemain muda.

Dua pemain senior: Lucio dan Diego Forlan sudah dilepas di bursa transfer musim panas ini. Sementara Maicon, Julio Cesar dan Chivu juga sedang menuju pintu keluar Giuseppe Meazza. Itu akan membuka peluang buat Coutinho dan Ricky Alvarez untuk dapat kesempatan lebih besar bekerja bersama Wesley Sneijder untuk mengendalikan permainan.

Peluang Stramaccioni memberi prestasi buat Inter dianggap terbuka lebar karena ini akan menjadi kali pertama dia membesut Inter dari awal musim. Itu artinya, dia bisa memilih sendiri pemain yang harus dibeli dan sebaiknya dijual serta merancang strategi berdasarkan aktivitas di bursa transfer.

Lini belakang adalah hal yang harus diperbaiki Inter di musim yang akan segera dimulai. Duduk di posisi enam klasemen akhir, gawang Inter bobol 55 kali dari 38 pertandingan liga musim lalu. Statistik itu membuat Inter jadi klub dengan tingkat kebobolan tertinggi kelima di Seri A.

Kepergian Lucio mungkin tak sejalan dengan rencana perbaikan tersebut. Tapi Inter bukannya diam saja karena mereka telah memboyong bek Matias Silvestre serta mendatangkan kiper Samir Handanovic.

Untuk barisan penyerang, Inter punya duo Argentina pada diri Diego Milito dan Rodrigo Palacio. Duet Milito dan Palacio musim lalu total melesakkan 43 gol, kombinasi yang membuat Inter punya duo lini depan tertajam di Italia musim ini.

Inter masih berada di bawah Juventus dan AC Milan di bursa juara musim 2012/2013. Perjuangan merebut kembali Scudetto memang bukan sesuatu yang bisa didapat secara instan. Yang dibutuhkan Inter saat ini adalah stabilitas, di mana strategi bermain tak melulu berubah seiring terjadinya pergantian pelatih.


0 comments:

Post a Comment